cara penyiponan kolam benih ikan yang benar

barbagai artikel banyak memuat cara merawat ikan kolam terpal atau semen salah satunya penyipanan kolam,penyiponan atau pembersihan kolam ikan tanpa harus menguras kolam.

penyiponan kolam bertujuan agar kolam selalu bersih dari kotoran ikan yang akan menimbulkan bakteri negatif dan amoniak,selain membersihkan kotoran benih ikan,penyiponan juga bermanfaat untuk mengganti air dalam kolam yang bagian bawah.

banyak yang masih bingung cara penyiponan kolam benih ikan yang benar benar efektif.bisanya pelaku budidaya  melakukan penyiponan kolam jika benih ikan lele,gurami,bawal,nila,patin,ikan mas dan lain lain,sudah tidak rakus waktu makan atau sudah terlihat bibit terserang penyakit.semua beranggapan tentunya bagi pemula bahwa penyiponan itu sangat rumit.padahal penyiponan sangat mudah dan tidak perlu biaya,penyiponana ini harusnya di lakukan rutin paling tidak 3hari sekali untuk mebersikan kotoran ikan yang menumpuk dan juga lumut yang kasar,karena lumut yang kasar ini dapat menjerat benih benih ikan,terutama benih gurami.

dua cara penyiponan agar kolam selalu bersih dan benih ikan sehat sehat yaitu:

  • pertama.penyiponan dilakukan dengan manual,ini sangat efektif karena tidak bersuara sehingga benih ikan tidak takut.penyiponan manual ini,alat yang di butuhkan hanya selang dengan panjang sekitaran 2meter sampai 4meter.penggunaanya yaitu selang di masukkan ke kolam dan di sedot sampai air mengalir lewat selang, tentu penyiponan ini hanya bisa dilakukan dengan kolam semen atau terpal diatas permukaan tanah,setelah air mengalir,arahkan selang yang berada dalam kolam kebagian bawah yang kotor,kotoran akan ikut mengalir air keluar kolam lewat selang.
  • kedua.penyiponan bisa dilakukan dengan mesin penyedot air,arahkan selang ke bagian bawah yang kotor sampai rata.

demikian cara penyiponan menurut yang kami ketahui.

semoga

#fery sumanto

cara merawat larva patin di akuarium

 

Larva ikan patin yang baru menetas masih lemah. Organ tubuhnya baru terbentuk dan belum sempurna. Inilah masa kritis bagi larva. Agar bisa hidup dengan baik, organ tubuhnya bisa sempurna, dan masa kritis maka larva itu harus dipelihara. Pemeliharaan larva dapat dilakukan pada akuarium yang sama. Tetapi biasanya larva yang ditebar dalam akuarium terlalu padat. Karena sebagian larva harus dikurangi, yaitu dengan memindahkan ke akuarium yang lain.

Pemeliharaan larva patin biasanya dilakukan dalam ruangan tertutup (hatchery) wadah pemeliharaan dapat berupa aquarium, fiber glass, bak semen atau bak kayu. Satu hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan dalam setiap akuarium. Jangan sampai kepadatannya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kepadatan didasarkan pada volume air dalam akuarium. Bisa juga didasarkan pada volume satu liter. Kepadatan yang optimal dalam pemeliharaan larva patin adalah 100 ekor setiap liternya. Bagi pembudidaya lama, kepadatan dalam setiap akuarium dapat ditetapkan dengan melihat langsung pada akuarium itu. Tetapi bagi yang baru harus menghitung dulu. Padat tebar larva yang digunakan menjadi sangat tergantung dari kemampuan pengelola dan fasilitas pembenihan yang dimiliki.

pemeliharaanlarva ikan patin

Larva ikan patin berkembang setiap saat, mulai dari organ hingga sifat-sifatnya. Demikian juga dengan sifat makannya. Setelah menetas, organ tubuh larva patin belum sempurna. Pada saat itu larva patin tidak makan, tetapi akan menghabiskan kuning telur sebagai makanan cadangannya. Itu berlangsung selama kurang lebih dua hari, tergantung suhu. Karena itu larva tidak perlu diberi pakan tambahan.

Lama pemeliharaan larva patin 15 hari, dimana larva ikan patin mencapai ukuran 3/4 inchi. Dari umur 30 jam sampai umur 7 hari diberi pakan naupli artemia, selanjutnya sampai umur 15 hari, larva patin diberi pakan cacing sutra (tubifex). Suhu optimum untuk pemeiharaan larva patin siam yaitu antara 29-32oC. Selama masa pemeliharaan dilakukan penyimponan. Pergantian air dilakukan setelah larva berumur 4 hari, selanjutnya setiap 2 hari sekali.

Cara menghitung larva untuk kepadatan akuarium : * Matikan aerasi dan heater * Aduk dengan pelan air dalam akuarium yang berisi larva hingga larva tersebar merata ke setiap bagian akuarium * Ambil satu liter air itu dengan gayung atau literan * Hitung semua larva yang ada dalam gayung itu * Hitung pula volume air dalam akuarium * Untuk mengetahui jumlah larva tinggal mengalikan jumlah larva dalam seliter dengan volume air * Sesuaikan jumlah larva pada masing-masing akuarium.

Setelah habis kuning telur, baru larva mulai makan. Saat itu, larva harus doberi pakan tambahan, kalau tidak sifat kanibalismenya akan muncul dan larva-larva itu bisa memakan temannya sendiri. Tetapi ukuran pakan itu harus lebih kecil dari bukaan mulutnya. Selain itu kandungan gizinya, terutama protein harus tinggi. Salah satu jenis pakan yang bisa diberikan adalah naupli atau larva artemia (udang laut). Tetapi naupli artemia itu harus dikultur terlebih dahulu.

Cara mengkultur artemia : * siapkan wadah bervolume 20 liter dan siapkan pula instalasi aerasinya * masukan 1.600 gram garam murni atau garam kasar dan aduk hingga merata * masukan empat sendok makan telur artemia * hidupkan aerasi * setelah dua hari dipanen dengan cara mematikan aerasi, lalu menyipon bagian tengah air dalam wadah itu dan tampung kain hapa yang paling halus * berikan larva artemia itu ke larva. Catatan : kultur artemia harus dilakukan setiap hari dengan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan.

Pemberian pakan dengan naupli artemia harus diatur, baik jumlah mapun watktunya. Waktu pemberian pakan dilakukan 2 – 3 jam sekali, yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pagi hari dilakukan setelah penggantian air. Cara mengganti air seperti pada penetasan telur, tetapi paling tinggi hanya 30 persen. Sedangkan pada pemberian sore hari, airnya tidak perlu diganti dulu. Jumlah naupli artemia pada setiap pemberian cukup 1/2 sendok teh artemia yang sudah disaring. Mulai hari 1 sendok teh.

Pemberian naupli artemia dilakukan selama 6 hari dan setelah itu, larva diberi cincangan cacing tubifek yang masih hidup. Cacing tubifex bisa dibeli dari para penangkap dengan harga antara Rp. 5.000 – Rp. 10.000 setiap liternya. Pemberian cacing tubifex dilakukan secara adlibitum atau sesuai dengan kebutuhan, biasanya 2 – 3 kali sehari. Keadaan itu bisa diketahui setiap hari. Bila diberikan dengan jumlah tertentu habis, berarti jumlah itu kurang, bila tidak habis berarti kelebihan.

Pemliharaan larva dilakukan selama 14 hari dan larva bisa dipanen. Pada saat itu biasanya larva sudah mencapai ukuran antara ½ – ¾ inchi. Pemanenan larva dilakukan dengan cara menangkapnya dengan menggunakan sekup net halus, tetapi sebelumnya air dalam akuarium dikurangi hingga setengahnya. Larva yang tertangkap dimasukan ke dalam ember besar untuk selanjutnya dihitung jumlahnya. Larva-larva tersebut bisa dipelihara di kolam pendederan bisa dijual bila ada permintaan.

 

perawatan larva patin ini  termasuk mudah untuk dipelajari dan tidak membutuhkan modal yang besar serta bisa memanfaatkan lahan kosong atau ruangan yang kosong. . Banyaknya pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya benih patin ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan suhu dalam ruangan. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. 

Semoga bermanfaat

pemeliharaan benih patin di kolam irigasi/tanah

 

 

Pembesaran ikan patin di kolam khusus untuk pembesaran, biasanya pembesaran patin ini di lakukan setelah ikan tersebut di pelihara dahulu di kolam pendederan. Namun ada pula orang yang lasung memeliharanya di kolam pembesaran tanpa harus melalui kolam pendederan terlebih dahulu.

pemeliharaanlarva ikan patin

pemeliharaan di kolam pedederan di lakukan untuk ikan patin yang berukuran masih BENIH. benih patin di jual di pasaran ada yang masih kecil-kecil sehingga harus di dederkan dahulu akan tetapi bila ukuran benih tersebut sudah berukuran sudah cukup besar maka pendederan tidak di perlukan lagi artinya begitu di beli bibit PATIN tersebut langsung di pelihara di kolam pembesaran.

Ikan patin tidak selalu memilih jenis kolam tertentu. ikan ini dapat di pelihara dan tetap bisa tumbuh dengan baik di berbagai jenis kolam. Jenis kolam yang bisa di gunakn untuk pembesaran ikan patin TANAH/IRIGASI

Cara Mudah Budidaya Ikan Patin Pada Kolam TANAH /IRIGASI

Sesuai dengan namanya, kolam irigasi memperoleh air dari jaringan irigasi. penggunaan kolam irigasi bagi pembesaran BENIH ikan patin sangat di anjurkan karena di dalam kolam ini air tersedia sepanjang waktu dan jauh dari kekhawatiran kemungkinan kekurangan air.

Dalam pembuatan kolam irigasi penentuan luas kolam lebih leluasa sehingga kolam bisa di buat menjadi lebih besar. Sebelum di putuskan untuk membangun kolam jenis tanah juga harus di ketahui karena jenis tanaH ini akan berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan air kolam.

Jenis tanah yang baik selain menjadi sumber hara juga menentukan sifat fisika dan kimia air kolam. Selain itu tekstur tanah juga harus diperhatikan untuk tingkat rembesan. Oleh karena itu kolam di buat pada tanah yang bertekstur liat karena sangat kedap air ( mempunyai tingkat rembesan yang relatif kecil ).

 

Pemupukan kolam tanah Ikan Patin

Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2

 Pemberian Pakan Ikan Patin

Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel).

 

ikan patin tidak mempunyai sifat kanibal sehingga tidak diperlukan proses sortir atau pemilahan menurut ukuran tubuhnya. Pola makan ikan patin juga relatif lebih rakus dibandingkan ikan lele, sehingga memungkinkan bagi pembudidaya untuk memberikan pakan alternatif yang lebih murah dibandingkan pelet. Daya tahan tubuh ikan patin terhadap perubahan kondisi air juga tergolong kuat. Hal ini menjadi pertimbangan khusus bagi mereka yang akan memanfaatkan pakan alternatif berupa limbah restoran dalam usaha budidayanya, karena sifat pakan alternatif adalah cenderung merusak atau menurunkan kualitas air kolam. Beberapa pakan alternatif bisa diberikan kepada ikan patin, antara lain: sisa sayuran pasar yang tidak laku, limbah sisa rumah makan, dan oncom bs yang sudah tidak laku di pasaran.

Dengan demikian biaya produksi budidaya bisa lebih hemat dibandingkan kalau memakai pakan full pelet.Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya PEMBESAran benih ikan patin  ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir.

Semoga bermanfaat

CARA PEMIJAHAN IKAN PATIN SECARA BUATAN

 

Ikan patin ( Pangasius Pangasius ) memiliki kebiasaan memijah sekali dalam setahun pemijahan biasanya terjadi pada musim ujan ( bulan November – Maret ) musim pemijahan ini juga di pengaruhi oleh iklim di suatu daerah sehingga masing-masing daerah memiliki masa atau waktu yang berbeda-beda.

Pada ikan patin bangkok (pngasius sutchi) hal ini terbukti cukup terpengaruh. di daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup seperti bogor, sukabumi, dan cianjur umumnya.

sehubungan dengan perbedaan waktu pemijahan tersebut maka di perlukan kejelian dari seorang petani mengenai pemijahan ikan patin ini.

pemeliharaanlarva ikan patin

PEMILIHAN INDUK IKAN PATIN MATANG KELAMIN

ciri-ciri ikan patin yang sudah matang gonad dan siap di pijahkan adalah sebagai berikut

1. Induk Betina  

  • Umur ikan  Kurang lebih 3 tahun
  • Ukuran 2 kg – 3 kg
  • Perut membesar ke arah anus
  • Perut terasa empuk dan lembut bila di raba
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
  • Kalau di sekitar kloaka di tekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan seragam.    

 2. Induk Jantan

  • Umur ikan  Kurang lebih 3 tahun
  • Ukuran 2 kg – 3 kg
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
  • Bila di urut akan keluar cairan sperma berwarna putih dan kelamin membengkak berwarna merah tua.

Pemijahan

Pemijahan ikan patin tidak bisa di lakukan secara alami ikan patin yang sudah di suntik itu di lepaskan di kolam pembenihan untuk menuggu pasangan induk patin kawin dengan sendirinya, Pemijahan dengan suntikan ini harus di bantu lagi dengan lamgkah berikut yaitu pengurutan (stripping).

cara maupun pengurutan harus sesuai dengan prosedur  yang sudah di tentukan. yaitu perut di urut pelan-pelan dari bagian depan (dada) ke arah belakan dengan menggunakan jari tengah dan jempol. jika sudah waktunya yaitu dekat dengan tanda-tanda ovulasi atau sekitar 8 – 12 jam dari penyuntikan kedua, induk betina di tangkap dengan menggunakan kain hapa. hal yang sama di lakukan juga untuk induk jatan. siapkan baremail yang bersih.

cara yang akan di lakukan ini dinamakan dengan metode dry stripping atau metode kering. Perut induk betina di urut pelan-pelan belakang dan telur yang keluar di tampung dalam piring beremail tersebut. setelah itu perut induk jantan juga diurut agar spermanya keluar.

kemudian  telur dan sperma di aduk sampai rata dengan menggunkan bulu ayam selama sekitar 0,5 menit selanjutnya kedalam campuran telur dan sperma itu di tuangkan air bersih sedikit demi sedikit sambil terus di aduk selama kurang lebih 2 menit.

 kemudian air du buang dan di ganti dengan air yang bersih baru atau di bilas. pembilasan di lakukan dua atau sampai tiga kali hingga sisa sperma dan sebagian gelembung minyak pada telur berkurang.

Persiapan Bak Penetasan

Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi maka penetasan telur ikan patin ini perlu di persiapkan alat-alat dan berikut langkah-langkahnya :

  • Bak pemijahan di cuci bersih dan di keringkan
  • Hapa di pasang untuk menetaskan telur
  • Kolam di isi dengan air bersih

Untuk menghindari timbulnya jamur maka perlu di tambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur, antara lain dengan Emolin dan Blitz-ich dengan dosis 0,05 cc/1 setelah itu aerator di tempatkan pada bak penetasan agar keperluan oksigen untuk larva dapat tercukupi.

pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah di perlukan heater (pemanas) dengan tujuan uuntuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.

Penetasan

Telur di sebarkan merata kedalam hapa yang telah di siapkan sebelumnya di dalam bak yang berisi air bersih yang telah di lengkapi dengan aerator telur ikan ini di jaga agar jangan sampai bertumpuk karena akan mengakinatkan telur menjadi busuk.

Untuk itu telur-telur tersebut di sebarkan dengan menggunakan bulu ayam agar telur-telur tidak pecah di bak penetasan telur yang di buahi akan berkembang sedikit demi sedikit menjadi larva. telur patin yang di buahi akan menetas dalam jangka waktu 28 jam.

SEMOGA BERMANFAAT

teknik budidaya ikan patin di karamba

 

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.

Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

benih ikan patin

Budidaya Pembesaran Ikan Patin di Keramba .

 Keramba merupakan salah satu tempat pemeliharaan ikan yang cukup populer. Pemanfaatan sungai, waduk, dan embung untuk keramba berarti juga upaya lain untuk mengoptimalkan manfaat perairan umum untuk budidaya ikan.

Bahan untuk membuat keramba dapat berupa bambu bilah, kayu, atau kawat peternak ikan umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran yang bermacam-macam (bervariasi) banyak keuntungan yang di dapat jika ikan patin di budidaya di keramba. pada pembesaran model ini   ikan patin dapat merasakan hidup seperti di habitat aslinya (alami) meskipun tidak mutlak sama dengan demikian aktivitasnya tidak terlambat. keuntungan lain pembesaran ikan patin di keramba adalah sebagai berikut :

Ikan patin yang di besarkan di keramba akan terhindar dari gangguan hama maupun ganguan lainya yang sering menimbulkan kerugian dalam kegiatan usaha.

Pengawasan terhadap pertumbuhan ikan dan dan kesehatan ikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga setiap di temukan gejala yang tidak menguntungkan dapat segera di tanggulangi.

Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi bagi ikan karena pergantian air terjadi setiap saat dengan demikian laju pertumbuhan dan kesehatan ikan dapat mencapai optimal. Sisa makan dan kotoran hasil dari aktivitas dapat segera hanyut terbawa aliran air sehingga tidak menimbulkan penyakit dan kekhawatiran terhadap tingginya kadar amoniak  maupun zat racun lainya yang akan menghambat lajupertumbuhan. pemanenan ikan dapat di lakukan dengan mudah sehingga menghemat waktu dan tenaga.

Pemilihan Lokasi

Selain ditempatkan di sungai, karamba juga dapat di tempatkan di danau atau waduk berdasarkan letaknya di dalam perairan (sugai, waduk, dan danau) keramba menjadi tiga jenis yaitu keramba yang di letakan di dasar perairan, keramba yang diletakan di bawah permukaan air, dan keramba yang diletakan diatas permukaan air.

Keramba Pada Permukaan Air

Keramba yang mengambang di permukaan air terutama di gunakan di danau atau waduk yang berair dalam perbedaan yang mencolok terletak pada posisi keramba terhadap permukaan air yaitu sepertiga bagian atasnya berada di atas permukaan air sedangkan dua pertiga lainya di dalam air.

Keramba jenis ini juga di lengkapai dengan pemberat dari batu atau besi jumblah pemberat itu harus di atur agar sepertiga bidang permukaan bagian atas dari keramba dapat timbul di permukaan air bila pemberat terlalu berat maka keramba akan tertarik kebawah hal ini tidak berpengaruh negatif namun sebaliknya bila pemberat itu terlalu ringan maka bagian yang muncul ke permukaan semakin tinggi keadaan seperti ini berbahaya bagi keselamatan ikan.

Keramba yang mengambang di permukaan air ini juga mempunyai resiko apabila keramba di letakan di sungi yang arusnya agak deras maka di khawatirkan akan terkena hantaman benda-benda yang hanyut bersama arus akibatnya ketenangan ikan akan terganggu dan dinding kerambapun cepat rusak. Untuk mennnghindari hal ini keramba pada permukaan air sebaiknya di letakan di perairan yang relatif tanang dan bebas dari benturan benda yang terbawa arus air.

Agar keramba tidak mudah hanyut terbawa arus maka pada setiap sudut keramba perlu di ikatkan jangkar. lebih aman lagi bila keramba itu di ikatkan di pohon atau di buatkan semacam tambatan.

ember seleksi benih ikan patin

Penebaran Benih

Ada peritmbangan khusus mengenai ukuran, berat, dan jumlah benih ikan patin  yang akan di tebarkan di keramba. pertimbangan yang paling utama tergantung pada arus air tempat keramba di letakan dan juga bahan keramba yang di gunakan.

Faktor arus air akan menghambat gerakan ikan patin di dalam keramba sedangkan bahan keramba perlu di tingkatkan agar benih tidak mudah lolos.

Oleh karena itu beneih patin yang di tebarkan di keramba harus berukuran relatif besar supaya kuat melawan arus dan tidak mudah meloloskan diri. Secara umum berat awal individu yang akan di tebarkan di keramba lebih dari 50g.

Hingga kini belum ada literatur yang menyebutkan angka pasti untuk kepadatan penebaran ikan patin di keramba masih beradasarkan perkiraan.

Kepadatan penebaran secara umum di keramba di tentukan oleh tingkat intensitas usaha. apabila ikan dalam intensitas usaha. apabila ikan di usahakan dalam intensitas penuh dengan lama pemeliharaan satu tahun maka kepadatan penebaran sekitar 5 Kg /  M2 Total produksi setelah masa pemeliharaan satu tahun di tarrgetkan mencapai 50-60 Kg /  M2  hal ini berlaku untuk semua jenis ikan.

Penetuan ukuran benih yang di tebarkan tergantung pada lama waktu yang di rencanakan semakin besar ukuran benih patin yang disebarkan maka waktu pemeliharaan semakin singkat. perlu di ingat penebaran benih patin yang berukuran kecil kurang mampu mempertahan kan hidupnya di aliran air yang deras.

Sebagai aturan yang yang di anjurkan dan baik ukuran bibit yang di tebarkan dalam keramba bagusnya memiliki ukuran yang sama (seragam) sehingga kemampuanya untuk mencari makanan akan merata sama. dengan demikian pertumbuhan ikanpun akan cenderung serentak besar.

Pemberian Pakan dan Pakan Tambahan

Salah satu faktor utama yang menetukan keberhasilan budidaya ikan patin dalam keramba adalah pakan yang memadai kebutuhan nutrisi ikan patin selama masa budidaya berlangsung pada pemeliharaan sistem keramba. secara alami makanan ikan dapat di peroleh dari aliran air yang mengandung mikro organisme, kutu air lumut dan ganggang. dengan demikian untuk memacu pertumbuhan patin tidak bisa hanya mengandalkan pakan alami saja untuk itu ikan perlu di berikan pakan tambahan pelet.

Pelet untuk ikan patin yang di pelihara di keramba adalah pelet yang mengandung protein 25-30% rasuman pelet yang di berikan sebanyak 2-3 % dari total berat ikan perhari setiap dua minggu atau paling lama ssetiap satu bulan bobot ikan patin di timbang kembali untuk menyesuaikan jumlah pakanya.Agar lebih aman dan tidak stress penimbangan di lakukan dengan cara pengambilan sampel ikan sebanyak 10 – 25 % saja hasil penimbangan ikan sampel merupakan tolak ukur untuk pemberian pakan berat rata-rata setiap harinya.

Hasil kali berat rata-rata dan jumlah individu ikan akan di peroleh berat total ikan di dalam keramba. penebaran pakan di lakukan secara sedikit demi sedikit agar pakan tidak banyak yang hanyut terrbuang.

jatah pakan di berikan 3-4 kali dalam sehari, di mulai pagi, siang, sore dan malam hari. pada malam hari pemberian pakan di bedakan sedikit lebih banyak dari yang lain.

Budidaya ikan patindi karamba termasuk mudah untuk dipelajari. Banyaknya pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya ikan patin di karamba ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari karamba. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak – banyaklah belajar dan bertanya pada pakar budidaya ikan patin di karamba  yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar. Karena bisnis pembasaran ikan patin ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan  ikan patin yang membludak .

Semoga bermanfaat